tag:blogger.com,1999:blog-19206071856295266372024-03-13T14:41:45.342-07:00semua tentang fotografiSelamat belajar fotografi.......Hady Pranotohttp://www.blogger.com/profile/18226466733995973627noreply@blogger.comBlogger13125tag:blogger.com,1999:blog-1920607185629526637.post-32296805206217566192007-12-25T00:08:00.000-08:002010-04-02T08:55:53.572-07:00TonalitasApakah yang dimaksud dengan tonalitas?<br /><br /><div style="text-align: justify;">Tingkat illuminasi(kekuatan) cahaya dapat mempengaruhi warna dari subyek-subyek yang dikenai cahaya. Sebagai contoh sebuah obyek hitam atau sangat gelap akan dapat tampak berwarna perak atau putih tergantung kekuatan cahaya yang jatuh kepadanya. Atau daun yang berwarna tua dapat berwarna lebih mudah jika disinari dari arah belakangnya. Pemahaman akan tonality harus benar-benar dipahami jika ingin menghasilkan foto yang baik.<br /><br /><illustrasi><br /></div>Hady Pranotohttp://www.blogger.com/profile/18226466733995973627noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-1920607185629526637.post-36126904783982857942007-12-24T23:56:00.000-08:002010-04-02T08:55:53.575-07:00White BalanceApakah yang dimaksud dengan white balance?<br /><br /><br /><div style="text-align: justify;">Kamera digital sekarang ini mempunyai setting white balance. Kontrol memungkinkan kamera untuk mengkompensasikan sensornya keberbagai kondisi temperatur cahaya, sehingga sensor kamera dapat merekam warna foto seperti warna yang mata kita lihat. Beberapa sekarang ini sudah dibuat dengan berbagai macam nilai preset untuk white balance, seperti cloudy, shade atau tungsten. Setting ini dapat diaplikasikan dengan cepat untuk menghasilkan warna netral. Beberapa kamera terbaru saat ini bahkan juga mempunyai setting manual berdasarkan nilai kelvin.<br /><br /><ilustrasi><br /></div>Hady Pranotohttp://www.blogger.com/profile/18226466733995973627noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1920607185629526637.post-25452590123920937702007-12-17T18:36:00.000-08:002010-04-02T08:55:53.577-07:00Warna CahayaWarna temperatur dari cahaya<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRh3en1rwCrxP9r37Rchcj2ge2ssHxgaVMGcDRWxobTVKeFCjtGGN-luR0hpPPkFqay0_UUokmGt65mL0uoh9AS_p7_YXyk1zEuROD0NMSzaUWtnPdHaacREqxZ_NDUb7TqhY6qmb6cHsn/s1600-h/color+temperatur.jpg"><img style="cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRh3en1rwCrxP9r37Rchcj2ge2ssHxgaVMGcDRWxobTVKeFCjtGGN-luR0hpPPkFqay0_UUokmGt65mL0uoh9AS_p7_YXyk1zEuROD0NMSzaUWtnPdHaacREqxZ_NDUb7TqhY6qmb6cHsn/s400/color+temperatur.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5145239755862588802" border="0" /></a><div style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);font-size:85%;" ><span style="font-style: italic;">Cahaya bervariasi dalam temperatur dan warnanya, menjadi merah dipagi hari dan sore hari, dan menjadi biru ketika tengah hari. Kita hanya melihat warna putih, tetapi kamera dapat menangkap variasi warna tersebut. Untuk itu perlu dikompensasi dengan mengunakan filter pada kamera film dan white balance pada kamera digital untuk menghasilkan warna putih normal.</span></span><br /></div><br />Apakah yang dimaksud dengan istilah warna cahaya?<br /><br /><div style="text-align: justify;">Dengan menggunakan mata kita sendiri, kita susah menyadari warna cahaya tersebut. Tetapi sebetulnya cahaya mempunyai warna berdasarkan sumbernya(matahari, lampu tungstent dll). Pada cahaya matahari iklim, waktu dan beberapa faktor lainnya mempengaruhi warna cahaya tersebut. Kenapa kita susah menyadari warna cahaya tersebut? mata kita mempunyai kemampuan untuk mengkompensasikan perubahan warna hingga tahap tertentu. Itulah sebabnya kita selalu melihat bahwa cahaya sebagai putih netral.<br />Tapi film tidak bisa melakukan hal yang sama dan hanya diseimbangan untuk satu warna cahaya saja. Biasanya untuk warna cahaya <span style="font-weight: bold;">day light</span> atau <span style="font-weight: bold;">tungsten</span> saja. Sensor digital bekerja dengan cara yang lain.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJAYILvAlL47L74dNtV_zoDWe719VeOihNBtSgZyIIWE7fpEgbciYH5Qg427DksxQWSJLCehGs7l4jNBbyHJNpC9VO30kDGDP23q4CtMAUzLIV6NpIEsvgOPlV65AJA8gFRxDeuZ7RvdY0/s1600-h/DSC_0001.jpg"><img style="cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJAYILvAlL47L74dNtV_zoDWe719VeOihNBtSgZyIIWE7fpEgbciYH5Qg427DksxQWSJLCehGs7l4jNBbyHJNpC9VO30kDGDP23q4CtMAUzLIV6NpIEsvgOPlV65AJA8gFRxDeuZ7RvdY0/s320/DSC_0001.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5145307195439070642" border="0" /></a><br /><br /><span style="color: rgb(255, 102, 0);font-size:85%;" ><span style="font-style: italic;">Hangat, foto yang dipotret pagi hari memiliki temperatur warna yang lebih hangat, cahaya pagi hari menyebabkan musium fatahilah tampak lebih hangat (gambar atas). Temperatur warna mempengaruhi emosi dari orang yang melihatnya. Sebagai perbandingan dapat melihat foto musium fatahilah ini yang diambil pada waktu tengah hari, terlihat bahwa foto dibawah ini terasa lebih dingin dibandingan foto yang pertama.</span></span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsHHDyWU38Q1ao940ltRQpTLJ_itm8jKrBeyF3M48S5Pnz5Hn06uoi4luORCKml9uHVeNWuYW6l-zt6xx8ZD2x0drmachXveM3fqIJjgWeddZyv9hZkdfU6ySxL-1SdUFbMNJNM_Tnl5n-/s1600-h/DSC_0697.jpg"><img style="cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsHHDyWU38Q1ao940ltRQpTLJ_itm8jKrBeyF3M48S5Pnz5Hn06uoi4luORCKml9uHVeNWuYW6l-zt6xx8ZD2x0drmachXveM3fqIJjgWeddZyv9hZkdfU6ySxL-1SdUFbMNJNM_Tnl5n-/s320/DSC_0697.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5145313835458510290" border="0" /></a><br /><br />Warna cahaya dipengaruhi oleh temperaturnya, dimana temperatur cahaya tersebut diukur dalam satuan Kelvin(K). Day Light balanced film dikalibrasi untuk menghasilkan warna putih netral jika kita memotret pada kondisi cahaya bertemperatur 5500K. Jika temperatur berubah maka film tersebut akan menghasilkan color cast(nuansa warna biru jika temperatur berada diatas 5500K dan warna merah jika dibawah 5500K).<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMvzRefOYDtLuoC2A2DVCaGM6HNC70NGH3vZOFAYaBZ2BKhI1sIPmUgajqLm5DCbBB69Zla-ptf8AXGgPuOMbJvQBw2f_Y6gAVGRZhlPSVbFvl3X9OjaDmYMdEzWLEIZrhTUeZAdbxHRTl/s1600-h/DSC_4627_2.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 194px; height: 291px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMvzRefOYDtLuoC2A2DVCaGM6HNC70NGH3vZOFAYaBZ2BKhI1sIPmUgajqLm5DCbBB69Zla-ptf8AXGgPuOMbJvQBw2f_Y6gAVGRZhlPSVbFvl3X9OjaDmYMdEzWLEIZrhTUeZAdbxHRTl/s320/DSC_4627_2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5145300336376298898" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJ62A-gFR2995FyKZ2y_bEP4Yf_FoIg9hcx7OwmowJQXxDZoo6mmlUup6KEoazux46Dr5z6piSR8toVMDsByyv6t3lR1XRTq_TdXOBDrVgpG1JaiRFhaVHa4OxwFH1qQyH_XqrlLSzPeFw/s1600-h/DSC_4627_3.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 195px; height: 291px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJ62A-gFR2995FyKZ2y_bEP4Yf_FoIg9hcx7OwmowJQXxDZoo6mmlUup6KEoazux46Dr5z6piSR8toVMDsByyv6t3lR1XRTq_TdXOBDrVgpG1JaiRFhaVHa4OxwFH1qQyH_XqrlLSzPeFw/s320/DSC_4627_3.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5145300340671266210" border="0" /></a><br /><br /><div style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);font-size:85%;" ><span style="font-style: italic;">Sumber cahaya yang berbeda menghasilkan variasi temperatur warna, untuk contohnya warna lampu jalanan mempunyai temperatur warna tungsten akan menghasilkan gambar dengan nuansa kemerah- merahan (gambar kiri). Dengan memilih film yang tepat atau dalam kasus ini white balanced yang tepat dalam kasus ini) atau menggunakan filter akan menghasilkan gambar yang lebih natural (gambar kanan).</span></span><br /></div><br />Dasar pengukuran derajat Kelvin tersebut berdasarkan pengukuran temperatur pada baja hitam yang dipanaskan. Pada suhu rendah warna baja hitam berwarna merah, makin panas baja hitam tersebut berubah warna menjadi oranye, lalu putih kebiru-biruan dan terakhir adalah warna putih yang terpanas.<br /><br /><br />Dapatkah mengkopensasikan nuansa warna?<br /><br />Suatu saat nuansa warna pada sebuah foto dapat menyenangkan, seperti hangatnya kemilau kemerahan pada waktu matahari terbit dan matahari tenggelam. Tetapi di saat lain nuansa warna juga dapat mengganggu keindahan sebuah foto. Dengan menggunakan filter dengan warna tertentu kita dapat mengkompensasikan nuansa warna, dengan tujuan menghilangkan efek dari temperatur cahaya.<br /><br /><br />Tabel dibawah ini berisi rekomendasi filter apa yang bisa digunakan untuk menghasilkan warna putih netral pada daylight-film.<br /><br /><blockquote><br />Sumber Cahaya filter kompensasi<br /> <br />Langit bersih 85B<br />Daerah bayangan pada hari yang terik 81C<br />Langit berawan 81B<br />Matahari tengah hari 81B<br />Rata2 tidak memakai filter atau 81A (hangat)<br />Fajar atau senja tidak memakai filter<br />Matahari terbit atau tenggelam tidak memakai filter<br />flash elektronik tidak memakai filter<br />lampu floroscent(neon) 82C<br />lampu tungsten 80A+82C<br />Studio Tungsten 80A<br />Lilin tidak memakai filter<br /></blockquote><br /></div>Hady Pranotohttp://www.blogger.com/profile/18226466733995973627noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-1920607185629526637.post-57330132893903265822007-12-17T18:13:00.000-08:002010-04-02T08:55:53.580-07:00Kualitas CahayaApakah yang dimaksud dengan kualitas cahaya dalam hal ini?<br /><br /><div style="text-align: justify;">Kualitas cahaya seringkali diukur berdasarkan kekuatannya, dan ini tergantung kepada sumbernya. Cahaya matahari atau lampu spot memiliki kualitas keras, menghasilkan kontras yang tinggi, bayangan yang ditimbulkan tegas, memiliki batas yang jelas antara bagian terang dan gelap. Cahaya yang terdifusi seperti pada hari yang berawan, ketika awan menghalangi cahaya matahari, atau cahaya yang dihasilkan dari sebuah softbox(peralatan studio) akan menghasilkan cahaya yang lembut, menampilkan kontras yang rendah, memiliki batas yang tidak jelas antara bagian yang terang dan gelap.<br /><br /><br />Bagaimana kualitas cahaya mempengaruhi eksposur?<br /><br /><br />Dalam eksposur penting untuk mengetahui bahawa kualitas cahaya mempengaruhi kontras dari sebuah subyek yang difoto, dengan kata lain mempengaruhi rentang kecerahan subyek (subject brigthness range).<br />Pada cahaya yang keras, sulit sekali bagi kita untuk mempertahankan detil pada bagian yang terang dan gelap.<br /><br /><br /></div>Hady Pranotohttp://www.blogger.com/profile/18226466733995973627noreply@blogger.com11tag:blogger.com,1999:blog-1920607185629526637.post-53720551041186719582007-12-08T03:16:00.000-08:002010-04-02T08:55:53.582-07:00Arah Cahaya<div style="text-align: justify;">Sangatlah sulit membahas tentang eksposure tanpa memahami cahaya, eksposur adalah sebuah keahlian mengatur cahaya. Jika anda ingin menjadi orang yang ahli dalam fotografi anda harus memahami cahaya dan eksposure.<br /><br /><span style="font-weight: bold;"></span><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Mengapa arah cahaya penting?</span><br /><br />Arah cahaya dalam memotret sangat berpengaruh terhadap gambar yang dihasilkan. Cahaya yang berasal dari depan obyek(arah belakang fotografer) akan menghilangkan bayangan subyek yang difoto, sehingga menghasilkan gambar yang datar dan tidak memiliki dimensi.<br /><br />Cahaya yang berasal dari samping subyek akan menimbulkan bayangan pada subyek foto. Bayangan yang tampak akan menghasilkan kontras antara bagian yang terang dan gelap sehingga gambar yang dihasilkan akan memiliki dimensi atau bentuk.<br /><br />Sedangkan cahaya yang berasal dari belakang subyek foto akan menghasilkan gambar siluet.<br /></div>Hady Pranotohttp://www.blogger.com/profile/18226466733995973627noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1920607185629526637.post-4286878251336559352007-06-28T22:11:00.000-07:002008-12-10T16:41:31.394-08:00Rentang Kecerahan SubyekRentang Kecerahan Subyek (Subject Brightness Range)<br /><br /><span style="font-size:85%;">Sebelum ngoceh panjang lebar tapi gak dipahami lebih baik baca dulu artikel berjudud <a href="http://ilmufotografi.blogspot.com/2007/04/kontras-subyek.html"><span style="font-weight: bold;">Kontras Subyek</span><br /><br /></a> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-weight: bold;">Subject Brightness Range/Rentang Kecerahan Subyek </span>: adalah kombinasi kontras subyek dengan kontras cahaya. Jika sebuah subyek dengan kontras 4:1 diterangi dengan cahaya dengan perbandingan 8:1 maka rentang kecerahan subyek tersebut memiliki perbandingan 32:1</span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="font-weight: bold;">Subject Brightness Range = Subject Contrast x Lighting Ration</span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="font-weight: bold;"> = 4 : 1 x 8 : 1 </span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="font-weight: bold;"> = 32 : 1</span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Rentang kecerahan subyek adalah hasil akhir yang kamera lihat akibat kombinasi kontras subyek itu sendiri dengan kontras cahaya yang diaplikasikan kepadanya. Adalah sangat penting untuk memahami konsep ini bagi fotografer yang bekerja di studio, memahami apa yang kamera lihat.</span><br /><textarea style="display: none;" name="postBody" wrap="soft" tabindex="5" rows="17" cols="47" id="textarea"><div style="text-align: justify;">Rentang Kecerahan Subyek (Subject Brightness Range) <span><span style="font-weight: bold;">Subject Brightness Range/Rentang Kecerahan Subyek </span>: adalah kombinasi kontras subyek dengan kontras cahaya. Jika sebuah subyek dengan kontras 4:1 diterangi dengan cahaya dengan perbandingan 8:1 maka rentang kecerahan subyek tersebut memiliki perbandingan 32:1</span> <span><span style="font-weight: bold;">Subject Brightness Range = Subject Contrast x Lighting Ration</span></span> <span><span style="font-weight: bold;"> = 4 : 1 x 8 : 1 </span></span> <span><span style="font-weight: bold;"> = 32 : 1</span></span> <span><span style="font-weight: bold;"></span></span> <span>Rentang kecerahan subyek adalah hasil akhir yang kamera lihat akibat kombinasi kontras subyek itu sendiri dengan kontras cahaya yang diaplikasikan kepadanya. Adalah sangat penting untuk memahami konsep ini bagi fotografer yang bekerja di studio, memahami apa yang kamera lihat.</span> <span>Kamera digital dan kemera film mempunyai keterbatasan kemampuan untuk menangkap rentang kecerahan subyek, sebuah kamera film BW(black and white) dan film warna mempunyai rentang 7 stop dengan kata lain mampu menangkap rentang kecerahan subyek dengan 128:1. Film BW dapat di underexposed/overexposed untuk menangkap rentang dinamik(dynamic/range) lebih besar. Pada kamera digital hasil RAW memiliki dinamic range lebih baik dari file dengan format JPG.</span> <span>Biasanya pada murid fotografi yang sedang belajar still life mengunakan spektakular light di studio foto mendapati bahwa hasil yang didapatkan oleh kamera tidak sedramatik hasil yang kelihatan dengan mata. Hal ini disebakan oleh ketidak pahaman mengenai konsep rentang kecerahan subyek. Hasil tersebut diperparah ketika hasil nya dicetak pada kertas dan kertas dengan kualitas yang buruk. Setiap kertas mempunyai kemampuan menyerap tinta yang berbeda sehingga kualitasnya akan berbeda pula dalam menampilkan rentang kecerahan subyek. Sebuah subyek orang yang memakai baju putih dengan bawahan hitam mempunyai contras subyek 4 : 1, jika orang tersebut dipotret di outdoor dengan cahaya yang flat maka rentang kecerahan subyeknya akan sama dengan kontras subyek. </span><span><span style="font-weight: bold;"></span></span> </div></textarea><br /><span style="font-size:85%;">Kamera digital dan kemera film mempunyai keterbatasan kemampuan untuk menangkap rentang kecerahan subyek, sebuah kamera film BW(black and white) dan film warna mempunyai rentang 7 stop dengan kata lain mampu menangkap rentang kecerahan subyek dengan 128:1. Film BW dapat di underexposed/overexposed untuk menangkap rentang dinamik(dynamic/range) lebih besar. Pada kamera digital hasil RAW memiliki dinamic range lebih baik dari file dengan format JPG.</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Biasanya pada murid fotografi yang sedang belajar still life mengunakan spektakular light di studio foto mendapati bahwa hasil yang didapatkan oleh kamera tidak sedramatik hasil yang kelihatan dengan mata. Hal ini disebakan oleh ketidak pahaman mengenai konsep rentang kecerahan subyek.<br /></span><br /><span style="font-size:85%;">Hasil tersebut diperparah ketika hasil nya dicetak pada kertas dan kertas dengan kualitas yang buruk. Setiap kertas mempunyai kemampuan menyerap tinta yang berbeda sehingga kualitasnya akan berbeda pula dalam menampilkan rentang kecerahan subyek.<br /></span><br /><span style="font-size:85%;">Sebuah subyek orang yang memakai baju putih dengan bawahan hitam mempunyai contras subyek 4 : 1, jika orang tersebut dipotret di outdoor dengan cahaya yang flat maka rentang kecerahan subyeknya akan sama dengan kontras subyek.</span><br /><span style="font-size:85%;"><br /></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="font-weight: bold;">Subject Brightness Range = Subject Contrast x Lighting Ratio<br /></span></span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0jVvtiJiRkboLYUIRsXFDCzgQbyXFo3JXCoY5tr7bnRZvKeJl4paoMmbem3erfdId09uhBLI1FNiP7R6NZGcjwNDkKz7sqymRd7gbTPozJAcgfm81iXF5qcWKO7_qB4wg_j8xEbFwibbT/s1600-h/flat+light.jpg"><img style="cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0jVvtiJiRkboLYUIRsXFDCzgQbyXFo3JXCoY5tr7bnRZvKeJl4paoMmbem3erfdId09uhBLI1FNiP7R6NZGcjwNDkKz7sqymRd7gbTPozJAcgfm81iXF5qcWKO7_qB4wg_j8xEbFwibbT/s400/flat+light.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5083345971135904594" border="0" /></a><br /><br /><br /><span style="font-size:85%;">dalam cahaya yang flat baju putih dan celana hitam, mempunyai perbedaan 6 stop, ini terlihat dari pembacaan lightmeter yang berbeda 6 stop.<br /><br /></span><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhK54nqvIpNX1oSXfFdIf4F0sACWflUHWGYcxktqXRNReqDM4eyImXgKQ-Vbh-KgqRY2PoLYdpOSEVDWHccXqLnIepIhNo3LKhmhr-Urvdd7jk8PyHSALxVa7k3bUbdB-eq4hWot8egW0xN/s1600-h/nolight.jpg"><img style="cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhK54nqvIpNX1oSXfFdIf4F0sACWflUHWGYcxktqXRNReqDM4eyImXgKQ-Vbh-KgqRY2PoLYdpOSEVDWHccXqLnIepIhNo3LKhmhr-Urvdd7jk8PyHSALxVa7k3bUbdB-eq4hWot8egW0xN/s400/nolight.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5083347959705762658" border="0" /></a><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span>didalam studio dengan lampu studio yang mati subyek tidak memiliki kontras.<br /><br /><br /></span></span><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigXRutwMGfV14G32nGRQIDavSYTLsYH0vhf9grkHr1Q3115TCUR2VMR5KgKx3e0dnfOmbUrdlsxT36lN8tULvSDeJ1y0HUM_HAj3fPSmB_i_Rv_imTx-Ldo8nc_aRz-9hgdCx4Aj4-DrXY/s1600-h/2+stop+copy.jpg"><img style="cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigXRutwMGfV14G32nGRQIDavSYTLsYH0vhf9grkHr1Q3115TCUR2VMR5KgKx3e0dnfOmbUrdlsxT36lN8tULvSDeJ1y0HUM_HAj3fPSmB_i_Rv_imTx-Ldo8nc_aRz-9hgdCx4Aj4-DrXY/s400/2+stop+copy.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5083350420722023298" border="0" /></a><br /><br /><span style="font-size:85%;">Pada gambar diatas rasio cahaya(</span><span style="font-size:85%;"><span style="font-weight: bold;">Lighting Ratio</span></span><span style="font-size:85%;">) adalah 4 : 1<br /><br /></span><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjcV-gHN6mxXpmxKZr_iyP99z6tFS3DJf4S2yhbhlB5ZA3rlHMwOjUJpG3nr0fn0_vQYrURIW2ji4XliZsFuE30t1E2CWj6yoRPRit12CM7LAgDLJwRacTX8L4QBbf2aIzHlBmR_dVv3_h/s1600-h/2+atas+copy.jpg"><img style="cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjcV-gHN6mxXpmxKZr_iyP99z6tFS3DJf4S2yhbhlB5ZA3rlHMwOjUJpG3nr0fn0_vQYrURIW2ji4XliZsFuE30t1E2CWj6yoRPRit12CM7LAgDLJwRacTX8L4QBbf2aIzHlBmR_dVv3_h/s400/2+atas+copy.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5083351692032342930" border="0" /></a><br /><span style="font-size:85%;"><span><br /><br />Pada gambar diatas cahaya pada pakaian putih adalah 2 stop lebih terang dari pada cahaya pada celana hitam.<br /><br />Rasio cahaya(</span></span><span style="font-size:85%;"><span style="font-weight: bold;">Lighting Ratio</span></span><span style="font-size:85%;"><span>) adalah 4 : 1, Sedangkan subyek kontras adalah 64 : 1 ( 6 stop)<br /><br />Maka </span></span><span style="font-size:85%;">rentang kecerahan subyek(Subject Brightness Range) = ( 4 : 1 ) x ( 64 : 1 ) = 256 : 1 = 8 stop<br />wow.....perbedaan delapan stop, kamera mana yang bisa menangkap perbedaan delapan stop ini.<br /><br /><br />Untuk menanggulanginya kita coba ubah posisi lampu yang lebih terang adalah lampu yang bawah sedangkan lampu yang atas lebih gelap dua stop. Maka kalau diperhitungkan </span><span style="font-size:85%;">rentang kecerahan subyek(Subject Brightness Range) nya adalah sebagai berikut :<br /><br /></span><span style="font-size:85%;">rentang kecerahan subyek(Subject Brightness Range) = </span><span style="font-size:85%;"><span>Subject Contrast x Lighting Ratio<br /> = (64 : 1) x (1 : 4 ) = 16 : 1 = 4 Stop<br /><br />wah 4 stop....cukup lah.....<br /><br />Untuk lebih jelasnya bisa melihat gambar dibawah.....(finish)<br /></span></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHRI7mQrpt4gkLrvDE9zoSk0qYHu5iL00gHnw7rS9juAJ8gA-RwetQOaYc1_VpzA66qi3NPtyV9yxONV6sfDIT5pcTjyXwsTybV319BqH8ByifwbKJjDSuaI6xcBf07NWxYsiV5qS9MEe1/s1600-h/2+stop+bawah+copy.jpg"><img style="cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHRI7mQrpt4gkLrvDE9zoSk0qYHu5iL00gHnw7rS9juAJ8gA-RwetQOaYc1_VpzA66qi3NPtyV9yxONV6sfDIT5pcTjyXwsTybV319BqH8ByifwbKJjDSuaI6xcBf07NWxYsiV5qS9MEe1/s400/2+stop+bawah+copy.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5083354264717753250" border="0" /></a><br /></div>Hady Pranotohttp://www.blogger.com/profile/18226466733995973627noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-1920607185629526637.post-18561547533686978112007-04-26T02:31:00.000-07:002007-06-09T22:38:56.020-07:00Kontras Subyek<font size="2">Kontras Subyek adalah perbedaan antara tone yang paling terang dan tone yang paling gelap pada sebuah obyek yang diterangi dengan cahaya. Seseorang yang mengenakan pakaian dengan warna abu-abu seluruhnya mungkin tidak memiliki kontras, tetapi sesorang yang menggunakan kaus putih dan jaket hitam bisa saja memiliki kontras sampai 6 stop. Untuk membuktikan hal ini kita dapat melakukan foto outdoor menggunakan kaus putih dan jaket hitam pada hari yang cerah dan terik dimana saat itu terukur cahaya langsung memiliki exposure value 12.5 EV pada ISO 100. Cahaya yang refleksi yang terukur pada pakaian putih memiliki 15.5 Ev dan cahaya refleksi yang terukur pada jaket hitam terukur 9.5 EV. Terlihat cahaya jatuh yang mewakili cahaya refleksi pada middle gray lebih gelap 3 stop dari daerah warna putih dan 3 stop lebih terang daripada daerah warna hitam. Terukur perbedaannya adalah 6 stop (15.5EV - 9.5 EV = 6 ) jika dikomparasikan antara bagian terang dan gelap maka perbandingannya adalah 64:1. <font style="font-style: italic;">Memotret sesuatu yang memiliki perbedaan kontras sebanyak 6 stop, merupakan sebuah Tantangan. </font><br /><br />Kontras Subyek boleh dibilang adalah refleksi dari berbagai material yang berada dalam komposisi kita. Kontras Subyek terjadi pada pencahayaan alam dimana cahaya bersifat flat. Saat ada penambahan cahaya untuk meningkatkan shadow dan highlight maka kita tidak bisa lagi membicarakan kontras subyek<br /><br />1 stop = 2:1<br />1.5 stop = 3:1<br />2 stop = 4:1<br />3 stop = 8:1<br />4 stop = 16:1<br />5 stop = 32:1<br />6 stop = 64:1<br />7 stop = 128:1<br /><br />kontras tinggi bila perbedaan kontrasnya adalah lebih besar dari 32:1 atau 5 stop,<br />sedangkan kontras rendah jika perbedaan kontrasnya adalah lebih kecil dari 2:1 atau 1 stop<br /></font>Hady Pranotohttp://www.blogger.com/profile/18226466733995973627noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1920607185629526637.post-41094789888921464322007-03-29T21:57:00.000-07:002008-12-10T16:41:32.060-08:00Digital Infrared Photography<div style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;">Cahaya</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Bagi saya tidak ada yang menyelesaikan pelajaran fotografi infrared, tanpa memahami bagaimana sebuah cahaya itu dan cara kerjanya. Sumber cahaya yang biasa kita rasakan adalah cahaya matahari didalam tata surya kita dan dari setiap benda yang memancarkan energi. Bagi para ilmuwan energi tersebut mulai dari x-ray sampai kepada gelombang radio, semuanya itu disebut electromagnetic spectrum.</span><br /><br /><br /><span style="font-size:85%;">Panjang Gelombang</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Setiap electromacnetic spectrum mempunyai panjang gelombang yang berbeda. Spectrum yang masuk kedalam kategori gelombang cahaya menjadi tiga kategori besar yaitu :</span><br /><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li><span style="font-size:85%;">Cahaya Ultraviolet</span></li><li><span style="font-size:85%;">Cahaya Tampak Mata(visible) dan<br /></span></li><li><span style="font-size:85%;">Cahaya Infrared</span></li></ul><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;">Jarak antara satu gelombang naik sampai kepada satu gelombang turun disebut panjang gelombang, ukuran tersebut sangat kecil sehingga menggunakan ukuran nanometers atau 1/1 juta meter.</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Cahaya tampak mata dan tidak tampak mata</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">didalam kehidupan kita sehari-hari kita melihat apa yang disebut cahaya tampak mata, warna merah, kuning hijau dan biru yang kita lihat itu termasuk kedalam kategori cahaya tampak mata. Tetapi gelombang cahaya bukan saja cahaya yang dapat kita lihat, melainkan juga ada cahaya ultraviolet dan infrared, dimana cahaya tersebut tidak bisa kita tangkap de</span><span style="font-size:85%;">ngan mata kita. Cahaya tampak mata hanya cahaya yang berada dispektrum (400 s.d 700nm), karena mata manusia hanya dapat menangkap panjang gelombang sepanjang itu. Spektrum terbagi kepada beberapa warna(merah, oranye, kuning, hijau, biru dan violet), gelombang yang pendek akan masuk kedalam kategori </span><span style="font-size:85%;">gelombang biru, dimulai pada panjang gelombang 400nm sedangkan gelombang cahaya yang termasuk kedalam gelombang Infrared adalah cahaya dengan panjang gelombang lebih besar dari 700nm. Cahaya infrared sendiri masih terbagi menjadi dua yaitu cahaya "near infrared"(700-1200nm) dan "Far Infrared"(lebih besar 1200nm).</span><br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3WjErOoRnreF2JyjYLvUCu1xbEFlpYSA9ruwJA_jr38dA9LR7-V-OtuvSZyv0nVOtdj4aYVc2GVCXlnqn4ytehhbrStfBL8zAY1PMoi7Nt41Ro4-FGiqGTBlm5HeXU7LvRDOsS1a6UsAk/s1600-h/spectrum.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3WjErOoRnreF2JyjYLvUCu1xbEFlpYSA9ruwJA_jr38dA9LR7-V-OtuvSZyv0nVOtdj4aYVc2GVCXlnqn4ytehhbrStfBL8zAY1PMoi7Nt41Ro4-FGiqGTBlm5HeXU7LvRDOsS1a6UsAk/s400/spectrum.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5047641853684642034" border="0" /></a><br /><br /><br /><br /><span style="font-size:85%;">Sebetulnya setiap benda yang dapat kita lihat lihat dan memiliki warna berarti benda tersebut memantulkan warna-warna yang jatuh ke benda tersebut. Jika kita melihat sebuah benda berwarna biru berarti benda tersebut memantulkan cahaya biru yang jatuh kepadanya dan menyerap warna lainya.<br /><br /><br /></span><span style="font-size:85%;">Fotografi Infrared</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Pada dasarnya sebuah fotografi infrared adalah sebuah teknik fotografi yang berusaha menangkap warna infrared yang dipantulkan oleh obyek foto. Dalam hal ini fotografer yang memotret dengan teknik infrared akan berusaha menangkap cahaya dengan panjang gelombang lebih dari 700nm(nanometer) atau cahaya infrared dari obyek-obyek yang ingin di foto. Pada foto hasil Infrared tampak daun berwarna terang dan laut berwarna gelap, hal ini disebabkan oleh karena tumbuh-tumbuhan banyak memantulkan cayaha infrared yang jatuh kepadanya dan laut banyak menyerap cahaya infrared yang jatuh kepadanya</span><br /><br /><br /><span style="font-size:85%;">Fotografi infrared pada film.</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Pada fotografi infrared menggunakan film, digunakan film yang khusus hanya merekam cahaya infrared, beberapa contoh film infrared adalah: Konica 750 infrared film, Kodak High Speed Infrared dan Maco IR 820c. Pengunaan film infrared ini cukup sulit karen</span><span style="font-size:85%;">a film infrared peka terhadap panas dan cahaya sekecil a</span><span style="font-size:85%;">papun. Untuk memperindah hasil foto Infrared fotografer dapat memasangkan filter #25 didepan lensa dan akan menghasilkan foto infrared yang lebih baik karena filter ini akan lebih memutihkan warna tumbuhan dan menghitamkan langit dan laut(dengan asumsi foto dicetak pada kertas hitam putih).</span><br /><br /><br /><span style="font-size:85%;">Fotografi Infrared pada kamera digital.</span><br /><br /><br /><span style="font-size:85%;">Pada fotografi infrared menggunakan kamera digital, untuk mendapatkan foto infrared kita perlu memblokir semua cahaya tampak dan ultraviolet agar sensor hanya menangkap cahaya infrared yang dipantulkan oleh benda-benda yang kita foto.</span><br /><span style="font-size:85%;">Untuk memblokir cahaya-cahaya tersebut dan mendapatkan cahaya infrared tersebut dibutuhkan sebuah filter dengan bahan tertentu yang mampu menolak semua cahaya yang berada dibawah 700nm dan membiarkan lewat cahaya yang memiliki panjang gelombang lebih</span><span style="font-size:85%;"> besar atau sama dengan 700. Filter t</span><span style="font-size:85%;">ersebut disebut filter infrared.</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ada berbagai macam merk filter infrared dan kepekatannya seperti pada tabel berikut ini :</span></div><div style="text-align: justify;" class="Section1"><br /><table class="MsoTableGrid" style="border: medium none ; border-collapse: collapse; text-align: left; margin-left: 0px; margin-right: 0px; width: 374px; height: 468px;" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr style=""> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border: 1pt solid windowtext; padding: 0in 5.4pt; background: rgb(230, 230, 230) none repeat scroll 0% 50%; width: 100.6pt; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" valign="top" width="134"><div style="text-align: center;"> </div><p style="text-align: center;" class="MsoNormal">Merk<o:p></o:p></p> </td> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; background: rgb(230, 230, 230) none repeat scroll 0% 50%; width: 84.8pt; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" valign="top" width="113"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center">Panjang<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center">Gelombang<o:p></o:p></p> </td> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; background: rgb(230, 230, 230) none repeat scroll 0% 50%; width: 1in; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" valign="top" width="96"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><o:p> </o:p></p><br /></td><td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="vertical-align: top;"><br /></td> </tr> <tr style=""> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 100.6pt;" valign="top" width="134"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center">87<o:p></o:p></p> </td> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 84.8pt;" valign="top" width="113"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center">750nm<o:p></o:p></p> </td> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 1in;" valign="top" width="96"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><o:p> </o:p></p><br /></td><td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="vertical-align: top;"><br /></td> </tr> <tr style=""> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 100.6pt;" valign="top" width="134"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center">89B/Cokin P007<o:p></o:p></p> </td> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 84.8pt;" valign="top" width="113"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center">50% pada 720nm<o:p></o:p></p> </td> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 1in;" valign="top" width="96"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><o:p> </o:p></p><br /></td><td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="vertical-align: top;"><br /></td> </tr> <tr style=""> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 100.6pt;" valign="top" width="134"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center">87A<o:p></o:p></p> </td> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 84.8pt;" valign="top" width="113"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center">950nm<o:p></o:p></p> </td> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 1in;" valign="top" width="96"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center">Tidak diproduksi lagi<o:p></o:p></p> </td><td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="vertical-align: top;"><br /></td> </tr> <tr style=""> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 100.6pt;" valign="top" width="134"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center">87B<o:p></o:p></p> </td> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 84.8pt;" valign="top" width="113"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center">850nm<o:p></o:p></p> </td> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 1in;" valign="top" width="96"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center">Tidak diproduksi lagi<o:p></o:p></p> </td><td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="vertical-align: top;"><br /></td> </tr> <tr style=""> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 100.6pt;" valign="top" width="134"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center">87C<o:p></o:p></p> </td> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 84.8pt;" valign="top" width="113"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center">800nm<o:p></o:p></p> </td> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 1in;" valign="top" width="96"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><o:p> </o:p></p><br /></td><td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="vertical-align: top;"><br /></td> </tr> <tr style=""> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 100.6pt;" valign="top" width="134"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center">Hoya R72<o:p></o:p></p> </td> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 84.8pt;" valign="top" width="113"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center">720nm, dengan sedikit cahaya tampak<o:p></o:p></p> </td> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 1in;" valign="top" width="96"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><o:p> </o:p></p><br /></td><td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="vertical-align: top;"><br /></td> </tr> <tr style=""> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 100.6pt;" valign="top" width="134"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center">Hoya RM90<o:p></o:p></p> </td> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 84.8pt;" valign="top" width="113"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center">900nm<o:p></o:p></p> </td> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 1in;" valign="top" width="96"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><o:p> </o:p></p><br /></td><td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="vertical-align: top;"><br /></td> </tr> <tr style=""> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 100.6pt;" valign="top" width="134"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center">Hoya RM100<o:p></o:p></p> </td> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 84.8pt;" valign="top" width="113"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center">1000nm<o:p></o:p></p> </td> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 1in;" valign="top" width="96"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><o:p> </o:p></p><br /></td><td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="vertical-align: top;"><br /></td> </tr> <tr style=""> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 100.6pt;" valign="top" width="134"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center">M&K 1000<o:p></o:p></p> </td> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 84.8pt;" valign="top" width="113"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center">1000nm<o:p></o:p></p> </td> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 1in;" valign="top" width="96"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><o:p> </o:p></p><br /></td><td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="vertical-align: top;"><br /></td> </tr> <tr style=""> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 100.6pt;" valign="top" width="134"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center">M&K 093 dan 095<o:p></o:p></p> </td> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 84.8pt;" valign="top" width="113"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center">mulai dari 830nm<o:p></o:p></p> </td> <td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 1in;" valign="top" width="96"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><o:p> </o:p></p><br /></td><td style="vertical-align: top;"><br /></td><td style="vertical-align: top;"><br /></td> </tr> </tbody></table><br /><span style="font-size:85%;">Semakin pekat filter yang digunakan semakin panjang pula panjang gelombang yang bisa melewatinya. Pada filter yang memiliki kepekatan rendah seperti filter cokin P007 yang melewatkan 50% cahaya Infrared dan 5</span><span style="font-size:85%;">0% cahaya tampak. Pada kasus ini foto IR </span><span style="font-size:85%;">yang menggunakan filter cokin P007 akan lebih karya warna dibandingkan kalau kita menggunakn filter hoya R72 atau bahkan Hoya RM90.<br /><br />Saat ini kalau ingin memotret foto infrared dengan menggunakan</span><span style="font-size:85%;"> kamera digital kita biasa memasangkan filter2 diatas didepan lensa kita, dengan menggunakan filter Hoya R72 kita bisa menghasilkan sebuah foto Infrared mengunakan exposure 1 detik dengan f8 pada ISO 200. </span><span style="font-size:85%;">Kondisi memotret dengan exposure seperti itu dilakukan pada waktu tengah hari dimana cahaya matahari memiliki kontras tinggi. Dengan exposure seperti itu kita dapat melihat bahwafilter infrared menurunkan exposure sedemikian drastisnya.<br /><br /><br /></span><span style="font-size:85%;">Mengkonversi Kamera Digital menjadi Kamera Digital IR<br /></span><br /><span style="font-size:85%;">Sekarang ini banyak fotografer yang mengemari fotografi Infrared, banyak kreasi-kreasi yang dihasilkan, konsep-konsep makin berkembang, timbul keinginan untuk menghasilkan foto yang tajam atau menghasilkan efek diam (freezing) pada obyek bergerak pada foto infrared. Dengan kecepatan 1 detik cukuplah sulit untuk menghasilkan foto dengan ketajaman yang baik, dengan kecepatan 1 detik itu, obyek foto akan susah untuk diam atau tidak tertiup angin, apalagi kalau kita ingin menghasilkan efek diam pada obyek bergerak menggunakan kecepatan 1 detik</span><span style="font-size:85%;">.</span><br /><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style="font-size:85%;">Melalui beberapa penyelidikan oleh beberapa fotografer ditarik kesimpulan bahwa yang menyebabkan lambatnya kecepatan rana disebabkan oleh filter HOT MIRROR yang ditanamkan pada kamera-digital. Tujuan menanamkan HOT MIRROR didepan sensor oleh pabrikan kamera digital sebetulnya untuk menahan "sementara " cahaya infrared yang masuk mengenai sensor, agar foto yang dihasilkan tidak kemerah merahan atau REDISH yang diakibatkan cahaya infrared yang masuk. Hot Mirror baik untuk menghasilkan foto yang NORMAL, sedangkan bagi pengemar foto infrared ini merupakan</span><span style="font-size:85%;"> halangan yang mengganggu. Sehingga timbul ide untuk mencopot filter Hot Mirror ini untuk meningkatkan kecepatan rana ini, dengan pencabutan filter ini hilanglah halangan terhadap cahaya infrared sehingga kecepatan rana bisa meningkat, Hilanglah masalah lambatnya namum masih ada satu masalah lagi yaitu penempatan filter Infrared yang berada didepan lensa tentu lah sangat mengganggu, kita tidak susah melakukan komposisi dan focusing karena warna filter infrared yang merah pekat tersebut menghalangi pandangan kita. Karena hal tersebut timbulah ide untuk menempatkan filter infrared didepan sensor CMOS atau CCD kamera digital. Dengan menempelkan filter infrared didepan sensor mengantikan Hot Mirror pandangan fotografer menjadi bebas sehingga komposisi menjadi lebih mudah, perlu di ingat pencopotan hot mirror filter atau pemasangan filter infrared di sensor kamera perlu mengalami penyesuaian focus dan beberapa hal lainnya. Modifikasi kamera seperti inilah yang sering disebut kamera hasil "Oprekan IR".<br /></span><br /><span style="font-size:85%;">Setelah kita memotret dengan filter ir menggunakan kamera digital, langkah selanjutnya adalah melakukan olah digital pada file jepretan kita sesuai selera, dengan menggunakan channel swap kita dapat mengolah hasil foto IR menjadi gambar yang indah.<br /></span><br /><span style="font-size:85%;">berikut ini sebuah foto infrared menggunakan filter Hoya R72, tanpa pencopotan hot mirror, hasil image kemudian mengalami channel swap mengunakan channel mixer di adobe photoshop.<br /><br />Gambar 1<br /><br /></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjR5-vif2uEXl-NNhBToBRXsvRYE4AOVCgzJSTf2ArV-2TkBFtZuBd3XG4_eLYoQg4RflI9RpU5SZhnSa3sWfosodoZTkULdTH834cT6dlZygqe_i5SVQI3PTC1ZU01KWka2Hyp23LVP8B4/s1600-h/IR1.jpg"><img style="cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjR5-vif2uEXl-NNhBToBRXsvRYE4AOVCgzJSTf2ArV-2TkBFtZuBd3XG4_eLYoQg4RflI9RpU5SZhnSa3sWfosodoZTkULdTH834cT6dlZygqe_i5SVQI3PTC1ZU01KWka2Hyp23LVP8B4/s400/IR1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5051054447484927282" border="0" /></a><br /><br /><br /><span style="font-size:85%;">Akhir kata fotografi infrared adalah hal yang mengasyikan, hasil yang didapatkan akan membuat anda menjadi ketagihan..Selamat mencoba.<span style="font-style: italic; font-weight: bold;">(had)</span></span></div>Hady Pranotohttp://www.blogger.com/profile/18226466733995973627noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-1920607185629526637.post-34566062437713831782007-03-25T18:55:00.000-07:002008-12-10T16:41:33.025-08:00Skema Still Life I : The Blue<div align="justify"> </div><div align="justify"><span style="font-size:85%;">Still Life I : The Blue, Angle 1 </span></div><span style="font-size:85%;"><br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxzakuK8lX2Lrnd2wNaK0-lktsmxcMB5m1-gmBBGmmCYQSja9UqP5mLzrtpVxxEA7-L3A56zua_RXleXIB2TTzhiPs5u9W4v1REGxNSDxdXR8ZGzfOZH7zXSgQ-3dU870JTuBboA3zzsP0/s1600-h/small+glass.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5046047993343132450" style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center;" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxzakuK8lX2Lrnd2wNaK0-lktsmxcMB5m1-gmBBGmmCYQSja9UqP5mLzrtpVxxEA7-L3A56zua_RXleXIB2TTzhiPs5u9W4v1REGxNSDxdXR8ZGzfOZH7zXSgQ-3dU870JTuBboA3zzsP0/s400/small+glass.jpg" border="0" /></a><br /><br /><br />Still Life I : The Blue, Angle 2<br /><br /><br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0Zq9pqTAgmY390Nm2piYoXRClUlKYOr3QuZWygEIuxya3MKoztzRt5PKKI6I3Gcc5Fpr_bY9wSWWU9lFzHQ_lw4_g3ApKBOTpTKrqfMnrwik-zPzKy97IgiAQxuMEYTjEsZ5GrBWqlAC9/s1600-h/small+2.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5046047774299800338" style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center;" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0Zq9pqTAgmY390Nm2piYoXRClUlKYOr3QuZWygEIuxya3MKoztzRt5PKKI6I3Gcc5Fpr_bY9wSWWU9lFzHQ_lw4_g3ApKBOTpTKrqfMnrwik-zPzKy97IgiAQxuMEYTjEsZ5GrBWqlAC9/s400/small+2.jpg" border="0" /></a><br /><br />Still Life I : The Blue, Angle 3<br /><br /><br /><br /></span><p align="left"><span style="font-size:85%;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZKZonh21OUWyMkWijU5rBVEaM3whGKCGkkKDvD_mlpDIqRDBiMZetuZGKhN22ZqgbdQzcDA6yvqwAJhA603J0dQHkLktk0ZaXW_PKnIHar562uwbOnUPQQQWfB08Rq_yz2vsbZYAxGCAm/s1600-h/small+1.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5046047499421893378" style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center;" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZKZonh21OUWyMkWijU5rBVEaM3whGKCGkkKDvD_mlpDIqRDBiMZetuZGKhN22ZqgbdQzcDA6yvqwAJhA603J0dQHkLktk0ZaXW_PKnIHar562uwbOnUPQQQWfB08Rq_yz2vsbZYAxGCAm/s400/small+1.jpg" border="0" /></a></span></p><span style="font-size:85%;"><br /><br />Untuk menghasilkan foto seperti itu dibutuhkan skema sebagai berikut dimana digunakan dua buah softbox sebagai sumber cahaya<br /><br /><br /><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5046048311170712370" style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center;" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSdcxXbInc_gj-I3pyKwX_H_246GTRm7TpjKbqWmR3F6l2HyHW7g7gr8iCbj_NMqxvJFP_67u3_FSZIODVlVma0HbTi-zlj2ZUP4xh3rwrIiS8jAN7V7azBCMywOfFKCo8dhaSt3YKCAOk/s400/skema.jpg" border="0" /><br />Softbox yang berada dibawah diset pada kekuatan f22 dan softbox yang diatas di set pada kekuatan f18, lampu utama adalah lampu yang bawah, untuk itu lampu yang lain mempunyai kekuatan yang lebih lemah dari lampu utama, softbox dari samping bertujuan agar gambar yang dihasilkan tidak flat, juga memunculkan dimensi nya<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /></span><div></div>Hady Pranotohttp://www.blogger.com/profile/18226466733995973627noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1920607185629526637.post-22711735824463821092007-03-24T21:09:00.001-07:002008-12-10T16:41:33.931-08:00Fungsi Shutter dan Aperture dalam Mengontrol Exposure<div style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span class="heading1">Pada waktu kita ingin mengambil gambar dengan kamera film atau kamera digital,<span style=""> </span>film atau sensor harus terkena cahaya secukupnya sesuai dengan expose yang kita inginkan untuk gambar tersebut. Kamera mempunya dua kontrol untuk mengatur hal ini yaitu shutter speed dan aperture(kenapa hanya dua, karena kamera film kita tidak biasa dengan seenaknya menganti film jika film belum habis). Konsep kerja dari shutter speed dan aperture ini hampir sama dengan kerja mata manusia.<o:p></o:p></span></span> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:130%;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Shutter</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Prinsip kerja Shutter adalah menahan sinar yang masuk agar tidak mengenai film sampai kita mrnekan tombol shutter, kita tombol ditekan maka tirai shutter akan terbuka selama waktu tertentu yang ditentukan, sehingga film mendapatkan cahaya secukupnya.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;"><o:p><br /></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Lamanya tirai shutter terbuka inilah yang disebut dengan shutter speed, kita dapat mengontrol lamanya sebuah tirai terbuka. </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;"><o:p><br /></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="heading11"><span style="font-size:85%;">Jika shutter lebih lama terbuka maka cahaya lebih banyak yang masuk, sedangkan jika shutter lebih cepat tertutup maka cahaya yang masuk lebih sedikit.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="heading11"><span style="font-size:85%;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;" class="heading11"><span style="font-size:100%;">Aperture.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="heading11"><span style="font-size:85%;">Sebelum cahaya mengenai film maka cahaya harus melewati sebuah lubang yang terbuka yang di sebut Aperture. Besaran lubang yang terbuka ini disebut dengan F-STOP. Besaran angka F-Stop ini disebut dengan F-Number, </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="heading11"><span style="font-size:85%;">Pada standar fotografi makin kecil F-Number berarti lubang yang terbuka lebih besar, jika lubang yang terbuka lebih besar maka akan lebih banyak cahaya yang akan masuk mengenai<span style=""> </span>film atau sensor.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="heading11"><span style="font-size:85%;">Aperture sering juga disebut dengan diagframa.</span></p><p style="text-align: justify;" class="heading11"><span style="font-size:85%;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;" class="heading11"><span style="font-size:100%;">Shutter speed</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="heading11"><span style="font-size:85%;">Adalah berapa lamanya tirai shutter terbuka, shutter speed 1 detik akan menghasilkan gambar yang lebih terang dari pada shutter speed 1/1000 detik. </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="heading11"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4EjdJtjUygr68zxRgyn7sPmT-yXIqQu8zXv2Rpucix1ZABZpxTHXMsGnqj9xZCD41FA8Kvj3bpGv9briqtzMCdrytwv9Qs92f3eQDMVNvBpvDXeMmZNJk_YU0rzzY9hakYAPKwzbPpMHV/s1600-h/shutter+copy.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4EjdJtjUygr68zxRgyn7sPmT-yXIqQu8zXv2Rpucix1ZABZpxTHXMsGnqj9xZCD41FA8Kvj3bpGv9briqtzMCdrytwv9Qs92f3eQDMVNvBpvDXeMmZNJk_YU0rzzY9hakYAPKwzbPpMHV/s400/shutter+copy.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5046978740798910642" border="0" /></a><span style="font-size:85%;">Setengah detik shutter speed lebih gelap 1 Stop dari shutter speed satu detik. </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="heading11"><span style="font-size:85%;">shutter speed 1/30s lebih terang 2 stop dari shutter speed 1/125 begitu seterusnya.</span></p><div style="text-align: justify;"> <span style="font-size:85%;"><span style="">shutter speed 1/250 akan lebih gelap 3 stop dibandingkan dengan shutter speed 1/30</span></span><br /><br /><br /><br /><br /><br /></div><p style="text-align: justify;" class="heading11"><br /></p><p style="text-align: justify;" class="heading11"><br /></p><p style="text-align: justify;" class="heading11"><br /></p><p style="text-align: justify;" class="heading11"><br /></p><p style="text-align: justify;" class="heading11">Aperture Number(F-Stop)</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="heading11"><span style="font-size:85%;">Adalah angka yang menunjukkan seberapa besar lubang aperture terbuka.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="heading11"><span style="font-size:85%;">Angka semakin kecil pada f-number berarti makin besar sebuah shutter speed terbuka, sebaliknya jika f-number semakin besar justru lubang yang terbuka semakin kecil.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="heading11"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeJeZrDezK4EIlC3WAeCxDgz8GkLnX7Z9LeJIvCKvG2KwY2ErEVkFXjatYZXUbmdwSiFE_PROnCsg8GIrLB3YV9xf2oieHGMc2AefAyg-pCyzIgBMR4eL4WTurVR0oOqhYc_we4uvvR__S/s1600-h/aperture+copy.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeJeZrDezK4EIlC3WAeCxDgz8GkLnX7Z9LeJIvCKvG2KwY2ErEVkFXjatYZXUbmdwSiFE_PROnCsg8GIrLB3YV9xf2oieHGMc2AefAyg-pCyzIgBMR4eL4WTurVR0oOqhYc_we4uvvR__S/s400/aperture+copy.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5046980806678180066" border="0" /></a><span style="font-size:85%;">F2.8 akan menghasilkan gambar lebih terang daripada F4</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="heading11"><span style="font-size:85%;"><o:p> </o:p><br />F2.8 lebih terang 1 stop dari F4</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="heading11"><span style="font-size:85%;">F5.6 akan lebih gelap 2 stop dari f2.8 </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="heading11"><span style="font-size:85%;">F5.6 akan lebih terang 3 stop dari f16</span></p><div style="text-align: justify;"><br /><br /><br /><br /><br /></div><p style="text-align: justify;" class="heading11"><br /></p><p style="text-align: justify;" class="heading11"><br /></p><p style="text-align: justify;" class="heading11"><br /></p><span style="font-size:85%;"><br /></span><p style="text-align: justify;" class="heading11"><span style="font-size:85%;">berikut ini fnumber dengan perbedaan 1 stop</span></p><br />f1 f1.4 f2 f2.8 f4 f5.6 f8 f11 f16 f22 f32 f45 f64<br /><p style="text-align: justify;" class="heading11"><br /></p><p style="text-align: justify;" class="heading11">Menyeimbangkan shutter speed dan Aperture<br /></p><p style="text-align: justify;" class="heading11"><span style="font-size:85%;">Untuk menghasilkan gambar yang baik kita perlu menyimbangkan shutter speed dengan bukaan aperture, untuk itu kita perlu mengetahui sifat atau efek perbedaan angka dari shutter speed dan efek akibat besar kecilnya bukaan diagframa.</span></p><p style="text-align: justify;" class="heading11"><span style="font-size:85%;">Shutter speed yang lambat kita akanbisa mendapatkan motion atau efek gerakan jika memotret obyek yang bergerak, juga ada kemungkinan foto menjadi buram karena terjadinya guncangan akibat tangan kita yang tidak stabil. Shutter speed yang cepat dapat menciptakan obyek yang membeku tidak bergerang(freezing).</span></p><p style="text-align: justify;" class="heading11"><span style="font-size:85%;">Bukaan F-Stop yang besar akan mengakibatkan Deep Of Field(ruang tajam) yang tipis. Sedangkan F-Stop yang kecil akan menghasilkan DOF yang luas.</span></p><p style="text-align: justify;" class="heading11"><span style="font-size:85%;">Untuk lebih jelasnya dapat melihat gambar dibawah ini.<br /></span></p><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-size:85%;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgU-gl3jXd-KLXZk_wiTbOrt-7RvpT3Xdu7MQLWaZUD61MLp5jLbpdWtg0439pcB67A4V36MvnaSpHfDLl3VFvi8l6_2wkoMxmc1TknqpMCsXGYTME2OVXYRK8mHWWWJbK_qnI1caOyVZ-m/s1600-h/perbedaan.jpg"><img style="cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgU-gl3jXd-KLXZk_wiTbOrt-7RvpT3Xdu7MQLWaZUD61MLp5jLbpdWtg0439pcB67A4V36MvnaSpHfDLl3VFvi8l6_2wkoMxmc1TknqpMCsXGYTME2OVXYRK8mHWWWJbK_qnI1caOyVZ-m/s400/perbedaan.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5046973002722603154" border="0" /></a></span><br /><br /><br /><span style="font-size:85%;">Untuk gambar pertama foto tajam dikeseluruhan, tapi menjadi blur karena goncangan tangan yang susah menyangga kamera tetap stabil pada shutter speed 1/4 detik. Begitu pula untuk gambar 2 yang agak blur tapi tidak separah gambar 1, sedangkan gambar 3 karena shutter speed 1/250 detik dia tidak blur karena goncangan tetapi blur karena f-stop 2.8 memiliki Deep Of Field(DOF) yang tipis.</span><br /></div>Hady Pranotohttp://www.blogger.com/profile/18226466733995973627noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-1920607185629526637.post-90384106349931247672007-03-24T19:50:00.000-07:002008-12-10T16:41:34.490-08:00Film Speed - Kepekaan Film/Sensor Digital<p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;"><span class="heading1">Kecepatan Film(ISO/ASA)<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;"><span class="heading1"><o:p> </o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;"><span class="heading1">Kecepatan sebuah film berarti juga kepekaan film dalam menangkap cah</span></span><span style="font-size:85%;"><span class="heading1">aya, tingkatan kepekaan ini memiliki sebuah standard yang disebut ASA atau ISO. Baik ASA maupun ISO melukiskan bagaimana film bereaksi terhadap cahaya. Konsep ini diterapkan juga pada digital kamera.</span></span></p> <p><span style="font-size:85%;"><span class="ph-body-title">Standar kecepatan film juga menggunakan stop, seperti ha</span></span><span style="font-size:85%;"><span class="ph-body-title">lnya shutter speed dan aperture, untuk contohnya jika anda menukar film yang ada dikamera anda ISO 50 dengan ISO 200 berarti anda menukar film dengan film yang lebih cepat 2 stop( dari ISO50 ke ISO200 naik 2 stop)<o:p></o:p></span></span></p> <p><span style="font-size:85%;"><span class="ph-body-title">Berikut ini daftar iso yang berbeda 1 stop tiap angka berdekatan</span></span></p> <p><span style="font-size:85%;"><span class="ph-body-title">ISO25 – ISO50 – ISO100 – ISO200 – ISO400 – ISO800 – ISO1600 – ISO3200</span></span><span style="font-size:85%;"><span class="ph-body-title"> <o:p></o:p></span></span></p> <p><span style="font-size:85%;"><span class="ph-body-title">Film cepat bereaksi sangat cepat terhadap cahaya, sangat berguna pada kondisi cahaya lemah, atau kurang cahaya.</span></span></p> <p><span style="font-size:85%;"><span class="ph-body-title"><span style=""> </span></span></span></p> <div align="center"> <table class="MsoNormalTable" style="background: rgb(102, 102, 102) none repeat scroll 0% 50%; width: 422px; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; height: 259px;" border="0" cellpadding="0" cellspacing="1"> <tbody><tr style=""> <td style="padding: 2.25pt; background: black none repeat scroll 0% 50%; width: 25%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; color: rgb(255, 255, 255);" width="25%"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size:85%;">Tingkatan kecepatan </span></p> </td> <td style="padding: 2.25pt; background: black none repeat scroll 0% 50%; width: 25%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; color: rgb(255, 255, 255);" width="25%"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size:85%;">sensitivitas </span></p> </td> <td style="padding: 2.25pt; background: black none repeat scroll 0% 50%; width: 25%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; color: rgb(255, 255, 255);" width="25%"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size:85%;">kontras</span></p> </td> <td style="padding: 2.25pt; background: black none repeat scroll 0% 50%; width: 25%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; color: rgb(255, 255, 255);" width="25%"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size:85%;">grain</span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="padding: 2.25pt; background: black none repeat scroll 0% 50%; width: 25%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; color: rgb(255, 255, 255);" valign="top" width="25%"> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">50 ISO/ASA </span></p> </td> <td style="padding: 2.25pt; background: rgb(51, 51, 51) none repeat scroll 0% 50%; width: 25%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" valign="top" width="25%"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size:85%;">rendah</span></p> </td> <td style="padding: 2.25pt; background: rgb(51, 51, 51) none repeat scroll 0% 50%; width: 25%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" valign="top" width="25%"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size:85%;">rendah</span></p> </td> <td style="padding: 2.25pt; background: rgb(51, 51, 51) none repeat scroll 0% 50%; width: 25%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" valign="top" width="25%"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size:85%;">Rendah</span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="padding: 2.25pt; background: black none repeat scroll 0% 50%; width: 25%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; color: rgb(255, 255, 255);" valign="top" width="25%"> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">100 ISO/ASA</span></p> </td> <td style="padding: 2.25pt; background: rgb(72, 72, 72) none repeat scroll 0% 50%; width: 25%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" valign="top" width="25%"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size:85%;">sedang</span></p> </td> <td style="padding: 2.25pt; background: rgb(72, 72, 72) none repeat scroll 0% 50%; width: 25%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" valign="top" width="25%"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size:85%;">sedang</span></p> </td> <td style="padding: 2.25pt; background: rgb(72, 72, 72) none repeat scroll 0% 50%; width: 25%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" valign="top" width="25%"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size:85%;">Sedang</span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="padding: 2.25pt; background: black none repeat scroll 0% 50%; width: 25%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; color: rgb(255, 255, 255);" valign="top" width="25%"> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">200 ISO/ASA</span></p> </td> <td style="padding: 2.25pt; background: rgb(98, 98, 98) none repeat scroll 0% 50%; width: 25%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" valign="top" width="25%"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size:85%;">Sedang</span></p> </td> <td style="padding: 2.25pt; background: rgb(98, 98, 98) none repeat scroll 0% 50%; width: 25%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" valign="top" width="25%"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size:85%;">sedang</span></p> </td> <td style="padding: 2.25pt; background: rgb(98, 98, 98) none repeat scroll 0% 50%; width: 25%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" valign="top" width="25%"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size:85%;">sedang</span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="padding: 2.25pt; background: black none repeat scroll 0% 50%; width: 25%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; color: rgb(255, 255, 255);" valign="top" width="25%"> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">400 ISO/ASA</span></p> </td> <td style="padding: 2.25pt; background: rgb(153, 153, 153) none repeat scroll 0% 50%; width: 25%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" valign="top" width="25%"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size:85%;">Tinggi </span></p> </td> <td style="padding: 2.25pt; background: rgb(153, 153, 153) none repeat scroll 0% 50%; width: 25%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" valign="top" width="25%"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size:85%;">tinggi</span></p> </td> <td style="padding: 2.25pt; background: rgb(153, 153, 153) none repeat scroll 0% 50%; width: 25%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" valign="top" width="25%"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size:85%;">Tinggi</span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="padding: 2.25pt; background: black none repeat scroll 0% 50%; width: 25%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; color: rgb(255, 255, 255);" valign="top" width="25%"> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">800 ISO/ASA</span></p> </td> <td style="padding: 2.25pt; background: rgb(204, 204, 204) none repeat scroll 0% 50%; width: 25%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" valign="top" width="25%"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size:85%;">Sangat tinggi </span></p> </td> <td style="padding: 2.25pt; background: rgb(204, 204, 204) none repeat scroll 0% 50%; width: 25%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" valign="top" width="25%"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size:85%;">Sangat tinggi</span></p> </td> <td style="padding: 2.25pt; background: rgb(204, 204, 204) none repeat scroll 0% 50%; width: 25%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" valign="top" width="25%"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size:85%;">Sangat tinggi</span></p> </td> </tr> </tbody></table> </div> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Angka lebih kecil = film lebih lambat = membutuhkan cahaya lebih bany</span><span style="font-size:85%;">ak = lebih lama exposure nya<br />angka lebih besar = film cepat = membutuhkan lebih sedikit cahaya = exposure lebih cepat</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;"><o:p><br /></o:p></span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;"><o:p>Jika sebuah scene dipotret dengan kondisi normal dengan shutter speed 125 f8 dan ISO 400 menghasilkan hasil seperti ini</o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: left;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_ruWG7oC4RhlNwbkK3we8oVzHIKqcml3heyaC6o_iLMW8bqwKMrJLOJV-WqES6nh3l2ye9Zkx_aovuqkIuei6CoWf3QfhEQ-1sSdx60W6oXT2ksSOpJc_TczZNVJKlKwctVIY3g16tElg/s1600-h/terang.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_ruWG7oC4RhlNwbkK3we8oVzHIKqcml3heyaC6o_iLMW8bqwKMrJLOJV-WqES6nh3l2ye9Zkx_aovuqkIuei6CoWf3QfhEQ-1sSdx60W6oXT2ksSOpJc_TczZNVJKlKwctVIY3g16tElg/s320/terang.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5045691034316194514" border="0" /></a></p><span style="font-size:85%;">kemudian jika kita menganti film dengan iso lebih rendah maka hasilnya akan seperti ini(shutter speed dan aperture sama)<br /></span><p class="MsoNormal" style="text-align: left;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgd3Ca6O0ouwrGJgkiwcwqor3p4XPKYffMPZ6ez5PdZbD2BWmz4kJDc0qHdBuNX4i8mBGiScc2Z2C7qmmkgng33-EQsSMFk9iqnwsbvsR9zM2q7Nrbzb9gchREoFQ92cXriTr1EGAXOMX7d/s1600-h/gelap.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgd3Ca6O0ouwrGJgkiwcwqor3p4XPKYffMPZ6ez5PdZbD2BWmz4kJDc0qHdBuNX4i8mBGiScc2Z2C7qmmkgng33-EQsSMFk9iqnwsbvsR9zM2q7Nrbzb9gchREoFQ92cXriTr1EGAXOMX7d/s320/gelap.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5045692232612070114" border="0" /></a></p><p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;"><o:p> </o:p></span></p> <p><span style="font-size:85%;">Kemudian jika menganti dengan film dengan iso lebih tinggi dari maka hasilnya akan seperti ini</span><span style="font-size:85%;">(shutter speed dan aperture sama)</span></p><p><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcu47AIijry2-3rA49lTUBnFQEnM3zqSJ-a-F227pfF4MfgKwYlReBZ7P9Pq6J-ArVGu_8hitaaX5amikudBn3rxSchZpA2d-FKsgIzNuY798l_qp2BQpXtalr-vDswl_otAsfPDejGpiw/s1600-h/terang+banget.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcu47AIijry2-3rA49lTUBnFQEnM3zqSJ-a-F227pfF4MfgKwYlReBZ7P9Pq6J-ArVGu_8hitaaX5amikudBn3rxSchZpA2d-FKsgIzNuY798l_qp2BQpXtalr-vDswl_otAsfPDejGpiw/s320/terang+banget.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5045693087310562034" border="0" /></a></p><p><br /></p><p><span style="font-size:85%;">terlihatlah bahwa ISO/ASA merupakan standar kepekaan film terhadap cahaya.<br /></span></p><p><span style="font-size:85%;">Jika anda membeli digital kamera anda juga dapat mengatur sensitivitas sensor dengan sama seperti pada film, istilah nois digunakan untuk mengantikan istilah grain pada kamera film.</span></p>Hady Pranotohttp://www.blogger.com/profile/18226466733995973627noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-1920607185629526637.post-70296428174002465772007-03-20T20:22:00.000-07:002007-08-23T02:53:35.940-07:00Exposure<div style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;">Didalam sebuah kamera selalu gelap, ketika sebuah foto diambil maka cahaya dari luar akan masuk dan menerangi film atau sensor, saat itulah direkam kedalam fi</span><span style="font-size:85%;">lm atau sensor.</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Konsep ini berlaku sama untuk fotografi film maupun digital.</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">"Exposure berarti mengukur dan menyeimbangkan cahaya"</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Terlalu banyak cahaya yang masuk menyebabkan foto akan terlalu terang, begitu pula jika kekurangan cahaya maka foto terlalu gelap, sebuah foto yang baik tergantung setting yang memberikan "right exposure" kepada film atau sensor.</span><br /><br /><br /><span style="font-size:85%;">Seorang fotografer dapat mengatur jumlah cahaya yang masuk dengan mengatur shutter speed, aperture dan film speed(ISO/ASA)</span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">Mengukur cahaya dan Menyeimbangkan cahaya.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Mengukur cahaya berarti memberikan ukuran cahaya yang tepat kepada film atau sensor, sehingga sebuah foto menghasilkan gambar seperti aslinya, sedangkan menyeimbangkan cahaya lebih kepada mengatur keseimbangan cahaya yang ditangkap agar menghasilkan gambar yang baik, bisa saja sebuah foto tidak seperti aslinya tetapi memiliki keindahan.</span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="font-weight: bold;font-size:100%;" >Stop: sebuah unit ukuran exposure</span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Stop adalah sebuah unit ukuran <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">relatif</span> untuk cahaya, mengambarkan tingkat terangnya sebuah cahaya.</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Sebagai contoh kita mulai dengan dengan sebuah lampu sebagai referensi, jika kita menambahkan satu buah lampu lagi maka kita berarti menambahkan <span style="font-weight: bold;">1 stop </span>untuk intensitas dari cahayanya, untuk menambahkan intensitas cahayanya <span style="font-weight: bold;">1 stop </span>lagi berarti kita harus mengali dua kan jumlah lampunya menjadi empat, begitu pula seterusnya jika kita ingin menambahkan intensitas cahayanya 1 stop lagi maka kita harus mengali duakan lagi jumlah lampunya menjadi delapan buah lampu</span>, <span style="font-size:85%;">lihatlah contoh dibawah ini :<br /><br /></span><span style="font-size:85%;">mengandakan jumlah lampu berarti menambahkan satu stop (+1 Stop) , dan<br />mengurangi setengah jumlah lampu berarti mengurangi satu stop (-1 Stop)<br /><br />Stop dapat saling mengantikan<br /><br />Dalam kamera kita Aperture(f), Speed(S), dan film setting(film speed/ISO) semuanya dibagi menjadi stop, walaupun sistem angkanya berbeda.<br /><br /><br />Sebagai contoh jika kita menganggap setting<br /><br />S : 1/125<br />A: 5.6<br />ISO : 100<br /><br />Adalah setting normal, maka kita dapat menggunakan setting lain untuk mendapatkan foto dengan terang yang sama, misalnya:<br /><br />S:1/30 (naik 2 stop dari S:1/125)<br />f:11 (turun 2 stop dari f5.6)<br />ISO:100<br /><br />atau<br /><br />S:1/125<br />f:11 (turun 2 stop dari f5.6)<br />ISO:400(naik 2 stop dari ISO 100)<br /><br />atau<br /><br />S:1/8 (naik 4 stop dari s:1/125)<br />f:16 ( turun 3 stop dari f5.6)<br />ISO:50 (turun 1 stop dari ISO 100)<br /><br />lihatlah jumlah stop turun dan stop naiknya saling melengkapi) artinya exposure value nya tetap sama<br /><br />tetapi tentu saja, ada pengaruh di image yang dihasilkan akibat perbedaan aperture, speed, dan film speed(ISO) yang akan dibahas diartikel berikutnya.<br /><br />Jakarta, 21 Maret 2007<br /></span><br /></div>Hady Pranotohttp://www.blogger.com/profile/18226466733995973627noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-1920607185629526637.post-73728483131923914612007-03-20T04:10:00.000-07:002008-12-10T16:41:34.839-08:00Zone System<div style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;">Zone system adalah sebuah teknik fotografi untuk mengoptimalkan exposure film. Pada dasarnya zone system yang temukan oleh oleh Ansel Adam dan Fred Archer pada Tahun 1841 bertujuan memberikan kepada fotografer metode yang sistematik untuk melihat hubungan langsung antara subyek langsung yang dilihat oleh mata dengan hasil yang akan diperoleh dari hasil foto. Juga dapat mengambarkan hubungan langsung antara visualisasi dengan dengan hasil cetak foto. Pada awalnya konsep ini hanya digunakan untuk film <span style="font-weight: bold;">Black and White </span>saja, namun kedepannya konsep ini dapat pula di implementasikan dalam fotografi digital yang marak sekarang ini.</span><br /><span style="font-size:85%;"><br />Zone system pada awalnya diimplementasikan pada slide large format dimana setiap lembar slide dapat diproses secara mandiri, untuk kamera roll film hal ini sulit dilaksanakan karena sebuah roll film akan susah sekali untuk diproses secara mandiri.<br /></span><br /><span style="font-size:85%;">Ada beberapa orang yang menganggap zone system tidak dapat diimplementasikan pada digital. Tetapi pada kenyataannya zone system adalah konsep yang sederhana yang juga bisa diimplementasikan pada fotografi</span><span style="font-size:85%;"> digital yang marak sekarang ini.<br /><br />Kenapa Zone System masih diperlukan dalam fotografi modern sekarang ini adalah kemampuan film, kertas foto dan sensor cahaya yang mempunyai kemampuan terbatas dalam hal jangkauan tonal yang dapat dihasilkan dan direkam. Seorang fotografer pada masa itu hanya dapat melipat gandakan brightness dari kertas foto 9 stop sebelum kertas berhenti menampilkan perbedaan antara satu stop dengan stop lainnya. Dengan kata lain jangkauan dinamik </span><span style="font-weight: bold; font-style: italic;font-size:85%;" >(Dynamic Range)</span><span style="font-size:85%;"> dari kertas foto saat itu hanya memiliki 9 stop. Untuk saat ini kertas foto mampu menampilkan perbedaan stop lebih dari 9 stop. Kemampuan perbedaan stop ini yang memungkinkan fotografi ja</span><span style="font-size:85%;">man sekarang lebih mampu menampilkan detil dan bayangan, mulai dari lipatan kain dari gaun pengantin yang berwarna putih sampai kepada detil kancing baju pada pakaian kemeja pengantin yang berwarna hitam.<br /></span><br /><span style="font-size:85%;">Hal ini sangat berbeda sekali dengan kemampuan mata kita yang mampu lebih banyak bertoleransi untuk melihat dari tone yang sangat gelap sampai kepada tone yang sangat terang, dengan kata lain jangkauan dinamik yang dimiliki mata kita lebih besar dari kemampuan film, sensor, maupun kertas cetak. Nah disinilah peran dari kemampuan fotografer untuk menjembatani antara visualisasi nyata dari mata kita dengan hasil yang akan kita buat dalam bentuk file maupun tercetak. Dengan zone system fotografer mendapatkan jalan yang sederhana untuk mengontrol kontras dari film negatif didalam kameranya.<br /><br /><span style="font-size:100%;">Prinsip Dasar</span></span><br /><span style="font-size:85%;"><br />Mengontrol kontras dalam film perlu dilakukan</span><span style="font-size:85%;"> karena kamera negatif memerlukan eksposure yang cukup untuk menampilkan detil didaerah gelap dari image dan mengatur kontrol waktu pada membangun daerah terang pada cetakan. Ini dinyatakan dalam aturan klasik "expose for shadow and develop for highlight". Exposure yang tepat memberikan kesempatan kepada fotografer untuk mengontrol waktu lamanya merendam dalam larutan developer pada waktu mencetak. Sehingga negatif dapat menghasilkan foto yang bagus.</span><br /><span style="font-size:85%;"><br />Zone system memberikan metode yang simpel kepada fotografer untuk memprediksi hasil dari jangkauan yang berbeda dari dunia nyata, film dan hasil cetakan.<br /><br />Imajinasikan semua nilai tonal yang dapat dilihat atau dapat m</span><span style="font-size:85%;">uncul dicetakan foto digambarkan sebagai gradasi berkesinambungan dari hitam ke putih sebagai berikut<br /><br /></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQzRPJriXyENqX0srO93euIpca6R1_CC6BRV0zxQ9Yd53TZx7LS6HotvS0BrgIH6mhTDeJyNyZmG-PNEcehMyuTEPce39mKBq7x0526n_9fxDnn1N7xWA5njRN2Kfy8O23raGMhvqNIj7E/s1600-h/tonal+gradation.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 358px; height: 31px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQzRPJriXyENqX0srO93euIpca6R1_CC6BRV0zxQ9Yd53TZx7LS6HotvS0BrgIH6mhTDeJyNyZmG-PNEcehMyuTEPce39mKBq7x0526n_9fxDnn1N7xWA5njRN2Kfy8O23raGMhvqNIj7E/s320/tonal+gradation.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5044020137519949074" border="0" /></a><br /><br /><span style="font-size:85%;">kemudian bagi gradasi tonal tersebut menjadi 11 bagian tonal kemudian beri nomor untuk masing2 tonal tersebut.<br /><br /><br /><br /></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQV51F__AV6ap-KLwZXdcsO-hVnsQoXzjPtAPadRZnYaC1fLtqjnogKXXKr9gyZBmq009_-2VapWFoiAxlhCfZhsGGF17mt8-a5btHvj9cmFvqnyPHx1N1PjkxIpIztaUYSHMfPV_qVYSh/s1600-h/tonal+gradation+11+segmen+copy.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 356px; height: 31px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQV51F__AV6ap-KLwZXdcsO-hVnsQoXzjPtAPadRZnYaC1fLtqjnogKXXKr9gyZBmq009_-2VapWFoiAxlhCfZhsGGF17mt8-a5btHvj9cmFvqnyPHx1N1PjkxIpIztaUYSHMfPV_qVYSh/s320/tonal+gradation+11+segmen+copy.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5044025836941550882" border="0" /></a><br /><br /><br /><span style="font-size:100%;">Zone, Tekstur dan Detil</span>.<br /><br /><span style="font-size:85%;">Ada tiga macam zone didalam zone system yaitu:<br /><br /></span><ul><li><span style="font-size:85%;"><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">Low Value</span>s Zone O </span>Hitam pekat, tidak ada gunanya dalam negatif, kecuali untul log film. <span style="font-weight: bold;">Zone I </span>Hitam total pada cetakan, sedikit memiliki tonal, namun tidak memiliki tekstur. <span style="font-weight: bold;">Zone II </span>Memiliki tonal yang pekat, mewakili bagian tergelap dalam foto, masih memiliki sedikit detil yang dibutuhkan.<span style="font-weight: bold;"> Zone III</span> mewakili rata-rata material berwarna gelap, menampilkan sedikit sekali tekstur.</span></li><li><span style="font-size:85%;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Middle Values. </span></span><span style="font-weight: bold;">Zone IV </span>rata-rata tanaman gelap, batu gelap atau daerah bayangan pada foto landscape. Bayangan yang normal pada kulit orang kaukasian. <span style="font-weight: bold;">Zone V </span>Middle Gray(18 % refleksi), warna langit utara yang cerah jika dengan menggunakan pankromatik film, kulit gelap, batu abu-abu, dan kayu-kayuan. <span style="font-weight: bold;">Zone VI </span>Kulit orang kaukasian dibawah sinar matahari, mendifuse cahaya matahari atau buatan, batu berwarna terang, bayangan disalju.</span></li><li><span style="font-size:85%;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">High Values</span>, <span style="font-weight: bold;">Zone VII </span>kulit yang sangat cerah, obyek abu2 terang, rata-rata warna salju dengan cahaya dari samping. <span style="font-weight: bold;">Zone VIII</span> Putih dengan tekstur, tekstur dari salju, dan highlight dari orang kaukasian. <span style="font-weight: bold;">Zone IX</span> putih mendekati warna putih murni, hanya sedikit sekali memiliki tekstur, dan kalau dicetak akan sama dengan Zone X tidak bisa dibedakan, <span style="font-weight: bold;">Zone X </span>adalah putih murni, bagian bercahaya pada gambar.<br /></span></li></ul><span style="font-size:100%;">Mengukur zone</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Setiap zone mewakili sejumlah cahaya, jika jumlah cahaya didoble kan maka akan semakin terang dan jika cahaya dikurangi setengahnya maka akan semakin gelap, dalam hal ini zone sama dengan sebuah kontrol didalam fotografi, perbedaan tiap zone setara dengan perbedaan 1 f-stop dan setara dengan 1 EV angka meter, hal ini juga setara dengan perbedaan 1 stop pada angka ISO, Dengan demikian seorang fotografer dapat mengontrol zone dengan f-stop, nilai EV dan ISO.<br /><br /><br />Perlu diketahui bahwa sebuah permukaan yang gelap dibawah cahaya yang terang akan merefleksikan nilai yang sama dengan sebuah permukaan yang terang dibawah cahaya yang redup, mata manusia merefleksikan hal yang berbeda untuk hal ini, tetapi untuk light meter akan mengukur nilai yang sama. dengan mengetahui hal ini memungkinkan fotografer menangkap expose yang benar untuk sebuah subyek fotografi. Jika seorang fotografer ingin memprevisualisasikan Zone III dengan penuh tekstur dan detil dihasil cetaknya, menghasilkan zone III secara benar sangat penting karena subyek yang berada dibawah zone III akan under exposed, dalam hal ini dia dapat mengukur catatan exposure dengan hati-hati untuk zone III. Tapi pengukuran pada zone V lebih dianjurkan, dalam hal ini fotografer tinggal memotret subyek dengan exposure 2 stop lebih gelap dari rekomendasi metering.<br /><br /><span style="font-size:100%;">Membangun Zone System.</span><br /><br />Setiap kombinasi film dan cairan developer merekomendasikan waktu normal pencucian film yang akan menghasilkan negatif yang memiliki kontras yang sama dengan subyeknya, dengan kata lain pencucian waktu normal akan mengasilkan negatif yang flat jika memotret subyek dengan kontras rendah dan negatif yang kontras jika memotret subyek kontras.<br />Pencucian yang pas berarti mengerti bagaimana menambahkan atau mengurangi lamanya waktu pencucian film untuk membuat obyek yang flat atau kontras menjadi baik di kertas foto.<br /><br />Dengan adanya zone system maka fotografer diberikan jalan untuk mengukur kontras dari foto kedalam zone, jika film membutuhkan lebih cepat atau lebih lama dari waktu normal pencucian film. Hal ini disebut <span style="font-weight: bold;">Normal Minus (N-) atau Normal Plus(N+)</span> waktu pencucian.<br /><span style="font-size:100%;"><br />Zone System pada Digital</span><br /><br />Zone system juga dapat diimplementasikan pada digital kamera, seperti halnya dalam fotografi film, perbedaan yang terpenting adalah jika pada film kita melakukan "exposed for shadow and develop for highlight", pada digital kita melakukan "exposed for highlight and develop for shadow" kebalikannya dari film, jika sebuah image sudah kehilangan detil atau over exposed maka tidak mungkin membuatnya pas, untuk itu lebih baik kita menghasilkan highlight yang tepat dan mengolahnya untuk shadownya.<br /><br /></span></div>Hady Pranotohttp://www.blogger.com/profile/18226466733995973627noreply@blogger.com5