Tuesday, March 20, 2007

Zone System

Zone system adalah sebuah teknik fotografi untuk mengoptimalkan exposure film. Pada dasarnya zone system yang temukan oleh oleh Ansel Adam dan Fred Archer pada Tahun 1841 bertujuan memberikan kepada fotografer metode yang sistematik untuk melihat hubungan langsung antara subyek langsung yang dilihat oleh mata dengan hasil yang akan diperoleh dari hasil foto. Juga dapat mengambarkan hubungan langsung antara visualisasi dengan dengan hasil cetak foto. Pada awalnya konsep ini hanya digunakan untuk film Black and White saja, namun kedepannya konsep ini dapat pula di implementasikan dalam fotografi digital yang marak sekarang ini.

Zone system pada awalnya diimplementasikan pada slide large format dimana setiap lembar slide dapat diproses secara mandiri, untuk kamera roll film hal ini sulit dilaksanakan karena sebuah roll film akan susah sekali untuk diproses secara mandiri.

Ada beberapa orang yang menganggap zone system tidak dapat diimplementasikan pada digital. Tetapi pada kenyataannya zone system adalah konsep yang sederhana yang juga bisa diimplementasikan pada fotografi digital yang marak sekarang ini.

Kenapa Zone System masih diperlukan dalam fotografi modern sekarang ini adalah kemampuan film, kertas foto dan sensor cahaya yang mempunyai kemampuan terbatas dalam hal jangkauan tonal yang dapat dihasilkan dan direkam. Seorang fotografer pada masa itu hanya dapat melipat gandakan brightness dari kertas foto 9 stop sebelum kertas berhenti menampilkan perbedaan antara satu stop dengan stop lainnya. Dengan kata lain jangkauan dinamik
(Dynamic Range) dari kertas foto saat itu hanya memiliki 9 stop. Untuk saat ini kertas foto mampu menampilkan perbedaan stop lebih dari 9 stop. Kemampuan perbedaan stop ini yang memungkinkan fotografi jaman sekarang lebih mampu menampilkan detil dan bayangan, mulai dari lipatan kain dari gaun pengantin yang berwarna putih sampai kepada detil kancing baju pada pakaian kemeja pengantin yang berwarna hitam.

Hal ini sangat berbeda sekali dengan kemampuan mata kita yang mampu lebih banyak bertoleransi untuk melihat dari tone yang sangat gelap sampai kepada tone yang sangat terang, dengan kata lain jangkauan dinamik yang dimiliki mata kita lebih besar dari kemampuan film, sensor, maupun kertas cetak. Nah disinilah peran dari kemampuan fotografer untuk menjembatani antara visualisasi nyata dari mata kita dengan hasil yang akan kita buat dalam bentuk file maupun tercetak. Dengan zone system fotografer mendapatkan jalan yang sederhana untuk mengontrol kontras dari film negatif didalam kameranya.

Prinsip Dasar


Mengontrol kontras dalam film perlu dilakukan
karena kamera negatif memerlukan eksposure yang cukup untuk menampilkan detil didaerah gelap dari image dan mengatur kontrol waktu pada membangun daerah terang pada cetakan. Ini dinyatakan dalam aturan klasik "expose for shadow and develop for highlight". Exposure yang tepat memberikan kesempatan kepada fotografer untuk mengontrol waktu lamanya merendam dalam larutan developer pada waktu mencetak. Sehingga negatif dapat menghasilkan foto yang bagus.

Zone system memberikan metode yang simpel kepada fotografer untuk memprediksi hasil dari jangkauan yang berbeda dari dunia nyata, film dan hasil cetakan.

Imajinasikan semua nilai tonal yang dapat dilihat atau dapat m
uncul dicetakan foto digambarkan sebagai gradasi berkesinambungan dari hitam ke putih sebagai berikut



kemudian bagi gradasi tonal tersebut menjadi 11 bagian tonal kemudian beri nomor untuk masing2 tonal tersebut.






Zone, Tekstur dan Detil.

Ada tiga macam zone didalam zone system yaitu:

  • Low Values Zone O Hitam pekat, tidak ada gunanya dalam negatif, kecuali untul log film. Zone I Hitam total pada cetakan, sedikit memiliki tonal, namun tidak memiliki tekstur. Zone II Memiliki tonal yang pekat, mewakili bagian tergelap dalam foto, masih memiliki sedikit detil yang dibutuhkan. Zone III mewakili rata-rata material berwarna gelap, menampilkan sedikit sekali tekstur.
  • Middle Values. Zone IV rata-rata tanaman gelap, batu gelap atau daerah bayangan pada foto landscape. Bayangan yang normal pada kulit orang kaukasian. Zone V Middle Gray(18 % refleksi), warna langit utara yang cerah jika dengan menggunakan pankromatik film, kulit gelap, batu abu-abu, dan kayu-kayuan. Zone VI Kulit orang kaukasian dibawah sinar matahari, mendifuse cahaya matahari atau buatan, batu berwarna terang, bayangan disalju.
  • High Values, Zone VII kulit yang sangat cerah, obyek abu2 terang, rata-rata warna salju dengan cahaya dari samping. Zone VIII Putih dengan tekstur, tekstur dari salju, dan highlight dari orang kaukasian. Zone IX putih mendekati warna putih murni, hanya sedikit sekali memiliki tekstur, dan kalau dicetak akan sama dengan Zone X tidak bisa dibedakan, Zone X adalah putih murni, bagian bercahaya pada gambar.
Mengukur zone

Setiap zone mewakili sejumlah cahaya, jika jumlah cahaya didoble kan maka akan semakin terang dan jika cahaya dikurangi setengahnya maka akan semakin gelap, dalam hal ini zone sama dengan sebuah kontrol didalam fotografi, perbedaan tiap zone setara dengan perbedaan 1 f-stop dan setara dengan 1 EV angka meter, hal ini juga setara dengan perbedaan 1 stop pada angka ISO, Dengan demikian seorang fotografer dapat mengontrol zone dengan f-stop, nilai EV dan ISO.


Perlu diketahui bahwa sebuah permukaan yang gelap dibawah cahaya yang terang akan merefleksikan nilai yang sama dengan sebuah permukaan yang terang dibawah cahaya yang redup, mata manusia merefleksikan hal yang berbeda untuk hal ini, tetapi untuk light meter akan mengukur nilai yang sama. dengan mengetahui hal ini memungkinkan fotografer menangkap expose yang benar untuk sebuah subyek fotografi. Jika seorang fotografer ingin memprevisualisasikan Zone III dengan penuh tekstur dan detil dihasil cetaknya, menghasilkan zone III secara benar sangat penting karena subyek yang berada dibawah zone III akan under exposed, dalam hal ini dia dapat mengukur catatan exposure dengan hati-hati untuk zone III. Tapi pengukuran pada zone V lebih dianjurkan, dalam hal ini fotografer tinggal memotret subyek dengan exposure 2 stop lebih gelap dari rekomendasi metering.

Membangun Zone System.

Setiap kombinasi film dan cairan developer merekomendasikan waktu normal pencucian film yang akan menghasilkan negatif yang memiliki kontras yang sama dengan subyeknya, dengan kata lain pencucian waktu normal akan mengasilkan negatif yang flat jika memotret subyek dengan kontras rendah dan negatif yang kontras jika memotret subyek kontras.
Pencucian yang pas berarti mengerti bagaimana menambahkan atau mengurangi lamanya waktu pencucian film untuk membuat obyek yang flat atau kontras menjadi baik di kertas foto.

Dengan adanya zone system maka fotografer diberikan jalan untuk mengukur kontras dari foto kedalam zone, jika film membutuhkan lebih cepat atau lebih lama dari waktu normal pencucian film. Hal ini disebut Normal Minus (N-) atau Normal Plus(N+) waktu pencucian.

Zone System pada Digital


Zone system juga dapat diimplementasikan pada digital kamera, seperti halnya dalam fotografi film, perbedaan yang terpenting adalah jika pada film kita melakukan "exposed for shadow and develop for highlight", pada digital kita melakukan "exposed for highlight and develop for shadow" kebalikannya dari film, jika sebuah image sudah kehilangan detil atau over exposed maka tidak mungkin membuatnya pas, untuk itu lebih baik kita menghasilkan highlight yang tepat dan mengolahnya untuk shadownya.

5 comments:

Anonymous said...

MAKASIH MAS, TULISANNYA SANGAT BERGUNA BUAT SAYA YG BARU PEMULA

Anonymous said...

Tulisan yg bagus, berguna utk orang banyak.... termasuk saya. Ditunggu tulisan2 lainya pak, salam.

Anonymous said...

apa yang saya cari, terima kasih

Anonymous said...

Terima kasih Mas untuk artikelnya.

samuel alfa said...

Pak bisa jelasin ttg Zone System lebih mendetail. Kalau berkenan email ke eichiro_wong@yahoo.com. terimah kasih